Hom pilah hom
pim pah….
Alaiiom
gambreng….
Nenek ijo pake
baju looooreeng……..!!! Loooreeng!!!
Apa kalian kenal dengan lagu itu?? Jika kalian tidak kenal, jangan
ngaku anak Indonesia deh… hehehe…. Atau kalian kenalnya dengan lirik yang ini?
Hom pilah hom pim
pah…
Yang ndak main
ya udah…
Kodok mati dalam
sampah…
Lima-lima
rupiiiiaah…….!!! Rupiiiiah!!!
Waktu zaman aku masih kecil, lagu ini hampir selalu menjadi
pengantar sebelum segala permainan dimulai. Tujuannya adalah untuk menentukan
siapa yang menang dan siapa yang kalah, siapa-siapa yang menjadi kelompokmu,
siapa yang boleh main duluan, dan banyak lagi yang lainnya. Hmm…. Masih ingat
dengan cara mainnya nggak?? Gini… aku ingatkan lagi ya…. Sambil manyanyikan
lagu itu tangannya di bolak-balik-bolak-balik teruuus sampai lagunya selesai
dan tangannya juga stop! Nah… tinggal kita lihat, siapa yang hitam (menunjukkan
punggung tangan) dan siapa yang putih (menunjukkan telapak tangan).
Nah… misalnya kita mau main petak umpet, atau kalau dalam
permaianku dulu namanya Tapok Pipet. Kita pimpah sama-sama, terus
kawan-kawan yang warnanya lebih sedikit dari yang lain dia lolos atau selamat. Lalu
pimpah terus sampai yang tersisa hanya dua orang. Naah…. Kalau udah sampai pada
tahap ini caranya udah nggak pakai pimpah lagi. Tapi Suit atau
(dalam bahasaku) Pingsut. Xixixixi………..
Pingsut ini dalam
permaianku di zaman aku kecil ada dua macam. Yang pertama namanya Pingsut Biasa.
Terus yang kedua namanya Pingsut Pontianak! Hahaha…. Aku juga kurang tau
mengapa namanya Pingsut Pontianak! Mungkin karena Pontianak lebih ‘Kota’
dari daerahku ya? Soalnya yang aku tau Pingsut yang satu ini lebih
dikenal dimana-mana. Sedangkan Pingsut biasa yang seperti aku dan
teman-temanku mainkan jarang aku lihat waktu ada tanyangan permainan di TV-TV. Hehee….
Ok! Akan aku ajari rumus kedua Pingsut ini. Tapi sebelumnya
akan aku perkenalkan nama-nama jagoan yang bertanding serta aturan mainnya. Yang
pertama adalah Pingsut Biasa. Petarungnya adalah jari jempol sebagai
gajah, jari telunjuk sebagai jerapah dan jari kelingking sebagai semut. Lalu yang
kedua adalah Pingsut Pontianak. Para petarungnya ialah tangan di kepal
sebagai batu, tangan dibuka sebagai kertas dan tangan menunjukkan jumlah dua (dengan
jari telunjuk dan jari tengah dibuka) sebagai gunting. Aturannya, siapa yang
menangnya udah sampai tiga kali, dia yang selamat. Dan yang kalah yang harus
jadi penjaga benteng (kan tadi konteksnya main petak umpet atau tapok pipet!
He,).
Ini dia
Rumusnya:
Pingsut Biasa
|
||
Gajah VS
Jerapah
|
Menang Gajah
|
Kalah Jerapah
|
Gajah VS
Semut
|
Menang Semut
|
Kalah Gajah
|
Jerapah VS
Semut
|
Menang
Jerapah
|
Kalah Semut
|
Pingsut
Pontianak
|
||
Gunting VS
Kertas
|
Menang
Gunting
|
Kalah Kertas
|
Gunting VS
Batu
|
Menang Batu
|
Kalah Gunting
|
Kertas VS Batu
|
Menang Kertas
|
Kalah batu
|
Itu dia rumusnya…. Mudah kan?! Ada pertanyaan? Hmm….. kalau aku
dulu ada. Pernah ku tanyakan seperti ini,
“Kok gajah lawan semut bisa menang semut? Ndak masuk akal…..!”.
Terus kawanku yang lebih tua dikit umurnya dibanding aku bilang,
“Dulu itu pernah ada cerita, kalau semut pernah mengalahkan gajah dengan
taktik yang tidak pernah diduga, yaitu semut menyerang masuk ketelinga si
Gajah. Gajahnya kesakitan dan tidak kuat menahan geli, lalu Gajah kalah deh…hehehe…”
Hm…. Iya juga ya… lumayan cerdik si Semut! Terus aku pernah nanya
lagi kayak gini,
“Lalu, kok kertas lawan batu bisa menang kertas?! Kan kertas bisa
koyak di lempari batu!”. Dengan santai temanku menjawab lagi,
“kalau ndak salah itu bukan kertas artinya, tapi kain. Tapi banyak
juga yang bilang itu kertas. Hmm… yang penting yang menang pasti batu!” kawanku
menjawab dengan nyengir dan garuk-garuk kepala. Aku yang masih polos waktu itu
pun tidak banyak komentar. “yang penting yang menang batu!”. Hee…
Serukan permainannya?! Sekarang ini, anak-anak yang main-mainan
seperti ini sudah tidak seramai dulu lagi. Kini permainan game online lebih
laris dibandingkan kejar-kejaran di lapangan. Sebagai Anak Bangsa, aku tak
ingin permainan yang seperti ini punah. Lenyap begitu aja. Apa lagi kalau
sampai di caplok orang lain. Ayo lestarikan kembali permainan-permainan rakyat
Indonesia! Kalau bukan kita, siapa lagi?!
>>Kurnia Jumiati<<
****
Inspirasi setelah kalah Hom Pim Pah bareng anak sanggarku yang super jahil dan aku harus dihukum belanja
panas-panas ke warung nasi. Hiks,, tapi seru juga…. Capek cekikikan….. hehehe….
^_^’
0 komentar:
Posting Komentar