Kamis, 07 Juni 2012

Hom Pim Pah n' Pingsut



Hom pilah hom pim pah….
Alaiiom gambreng….
Nenek ijo pake baju looooreeng……..!!! Loooreeng!!!
Apa kalian kenal dengan lagu itu?? Jika kalian tidak kenal, jangan ngaku anak Indonesia deh… hehehe…. Atau kalian kenalnya dengan lirik yang ini?
Hom pilah hom pim pah…
Yang ndak main ya udah…
Kodok mati dalam sampah…
Lima-lima rupiiiiaah…….!!! Rupiiiiah!!!
Waktu zaman aku masih kecil, lagu ini hampir selalu menjadi pengantar sebelum segala permainan dimulai. Tujuannya adalah untuk menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah, siapa-siapa yang menjadi kelompokmu, siapa yang boleh main duluan, dan banyak lagi yang lainnya. Hmm…. Masih ingat dengan cara mainnya nggak?? Gini… aku ingatkan lagi ya…. Sambil manyanyikan lagu itu tangannya di bolak-balik-bolak-balik teruuus sampai lagunya selesai dan tangannya juga stop! Nah… tinggal kita lihat, siapa yang hitam (menunjukkan punggung tangan) dan siapa yang putih (menunjukkan telapak tangan).
Nah… misalnya kita mau main petak umpet, atau kalau dalam permaianku dulu namanya Tapok Pipet. Kita pimpah sama-sama, terus kawan-kawan yang warnanya lebih sedikit dari yang lain dia lolos atau selamat. Lalu pimpah terus sampai yang tersisa hanya dua orang. Naah…. Kalau udah sampai pada tahap ini caranya udah nggak pakai pimpah lagi. Tapi Suit atau (dalam bahasaku) Pingsut. Xixixixi………..
Pingsut ini dalam permaianku di zaman aku kecil ada dua macam. Yang pertama namanya Pingsut Biasa. Terus yang kedua namanya Pingsut Pontianak! Hahaha…. Aku juga kurang tau mengapa namanya Pingsut Pontianak! Mungkin karena Pontianak lebih ‘Kota’ dari daerahku ya? Soalnya yang aku tau Pingsut yang satu ini lebih dikenal dimana-mana. Sedangkan Pingsut biasa yang seperti aku dan teman-temanku mainkan jarang aku lihat waktu ada tanyangan permainan di TV-TV. Hehee….
Ok! Akan aku ajari rumus kedua Pingsut ini. Tapi sebelumnya akan aku perkenalkan nama-nama jagoan yang bertanding serta aturan mainnya. Yang pertama adalah Pingsut Biasa. Petarungnya adalah jari jempol sebagai gajah, jari telunjuk sebagai jerapah dan jari kelingking sebagai semut. Lalu yang kedua adalah Pingsut Pontianak. Para petarungnya ialah tangan di kepal sebagai batu, tangan dibuka sebagai kertas dan tangan menunjukkan jumlah dua (dengan jari telunjuk dan jari tengah dibuka) sebagai gunting. Aturannya, siapa yang menangnya udah sampai tiga kali, dia yang selamat. Dan yang kalah yang harus jadi penjaga benteng (kan tadi konteksnya main petak umpet atau tapok pipet! He,).

Ini dia Rumusnya:
Pingsut Biasa
Gajah VS Jerapah
Menang Gajah
Kalah Jerapah
Gajah VS Semut
Menang Semut
Kalah Gajah
Jerapah VS Semut
Menang Jerapah
Kalah Semut
Pingsut Pontianak
Gunting VS Kertas
Menang Gunting
Kalah Kertas
Gunting VS Batu
Menang Batu
Kalah Gunting
Kertas VS Batu
Menang Kertas
Kalah batu

Itu dia rumusnya…. Mudah kan?! Ada pertanyaan? Hmm….. kalau aku dulu ada. Pernah ku tanyakan seperti ini,
“Kok gajah lawan semut bisa menang semut? Ndak masuk akal…..!”. Terus kawanku yang lebih tua dikit umurnya dibanding aku bilang,
“Dulu itu pernah ada cerita, kalau semut pernah mengalahkan gajah dengan taktik yang tidak pernah diduga, yaitu semut menyerang masuk ketelinga si Gajah. Gajahnya kesakitan dan tidak kuat menahan geli, lalu Gajah kalah deh…hehehe…”
Hm…. Iya juga ya… lumayan cerdik si Semut! Terus aku pernah nanya lagi kayak gini,
“Lalu, kok kertas lawan batu bisa menang kertas?! Kan kertas bisa koyak di lempari batu!”. Dengan santai temanku menjawab lagi,
“kalau ndak salah itu bukan kertas artinya, tapi kain. Tapi banyak juga yang bilang itu kertas. Hmm… yang penting yang menang pasti batu!” kawanku menjawab dengan nyengir dan garuk-garuk kepala. Aku yang masih polos waktu itu pun tidak banyak komentar. “yang penting yang menang batu!”. Hee…
Serukan permainannya?! Sekarang ini, anak-anak yang main-mainan seperti ini sudah tidak seramai dulu lagi. Kini permainan game online lebih laris dibandingkan kejar-kejaran di lapangan. Sebagai Anak Bangsa, aku tak ingin permainan yang seperti ini punah. Lenyap begitu aja. Apa lagi kalau sampai di caplok orang lain. Ayo lestarikan kembali permainan-permainan rakyat Indonesia! Kalau bukan kita, siapa lagi?!
>>Kurnia Jumiati<<
****
Inspirasi setelah kalah Hom Pim Pah bareng anak sanggarku yang super  jahil dan aku harus dihukum belanja panas-panas ke warung nasi. Hiks,, tapi seru juga…. Capek cekikikan….. hehehe…. ^_^’

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar